Senin, 06 Februari 2012

Industri Asuransi Butuh 81.900 Agen

Kabar baik buat yang tertarik menjadi agen asuransi. Industri asuransi masih butuh ribuan tenaga agen. Tidak hanya agen asuransi jiwa tetapi agen asuransi umum seiring banyaknya perusahaan asuransi umum masuk pasar ritel.


Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor, tahun ini pertumbuhan agen di asuransi umum sekitar 10% dari jumlah tahun lalu sebanyak 19.000 agen. Artinya akan ada tambahan 1.900 agen. Saat ini dari jumlah agen terdaftar di AAUI, yang sudah mengantongi sertifikasi baru 11.000 agen. "Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena setiap tahun terjadi proses keluar masuk," kata Julian, Senin (6/2).

Penambahan terjadi karena beberapa asuransi mengerek porsi ritel. Tujuannya untuk menyeimbangkan dengan porsi korporasi. Maklum saja, segmen korporasi sedang terjadi perang tarif karena melibatkan broker. Nah untuk menyasar ritel, mereka harus memakai tenaga agen. Maklum segmen ini lebih menyasar kalangan individu sehingga butuh keterampilan menawarkan produk.

Sampai saat ini, kontribusi agen memang masih kecil di asuransi umum. Kontribusi premi terbesar masih disumbangkan oleh broker atawa pialang asuransi. Diperkirakan kontribusi broker hingga 60%. Sisanya diperebutkan antara agen, direct marketing serta bancassurance.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Benny Waworuntu menegaskan, kebutuhan tenaga agen di asuransi jiwa masih cukup besar. Meski mulai banyak perusahaan asuransi jiwa menggunakan jasa perbankan untuk distribusikan produk, namun tenaga agen masih sangat penting. "Agen sampai saat ini masih backbone industri asuransi jiwa," ungkap Benny.

Dia memperkirakan kontribusi premi dari agen lebih dari 50% dari total perolehan premi. Sisanya baru dari bancassurance, dan telemarketing. Menurut Benny, tahun ini industri asuransi jiwa masih butuh sekitar 80.000 agen. Jumlah tersebut untuk memenuhi target 500.000 agen hingga 2014. Saat ini total agen di asuransi jiwa 240.000 orang. Benny mengatakan, semuanya sudah disertifikasi.

Benny menyatakan, jumlah agen perlu diperbanyak karena penetrasi asuransi di Indonesia masih kecil. Berarti potensi asuransi tumbuh sangat besar. Supaya besar, tenaga pemasaran alias agen diperbanyak. Terutama untuk daerah-daerah di luar Jawa-Bali.

Namun Benny menegaskan, agen ke depannya tidak bisa sembarangan. Mereka wajib memiliki kualitas. Karena dengan terbukanya pasar, mereka harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang masuk ke Indonesia. "Tantangannya adalah kualitas agen," pungkas Benny.

Editor : Fransina
Sumber : kontan-online.com
http://kaltim.tribunnews.com/2012/02/07/industri-asuransi-butuh-81.900-agen?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites