Sabtu, 10 November 2012

Unit Link

Unit Link merupakan produk asuransi yang memiliki 2 manfaat:
Utama: proteksi
Tambahan: Investasi

Untuk proteksi banyak ragamnya tergantung masing - masing perusahaan asuransi misalnya antara perusahaan asuransi yang satu dengan yang lain memiliki jumlah dan jenis penyakit yang berbeda yang diproteksi dan sifatnya melekat. IKUT UNIT LINK BERARTI NASABAH SECARA OTOMATIS MENDAPATKAN RIDER BERUPA PROTEKSI TERHADAP BEBERAPA MACAM PENYAKIT. yang biasanya jenis penyakitnya adalah penyakit kritis yang memerlukan biaya lumayan mahal yang pada umumnya keluarga pasien sering berfikir dua kali seperti penyakit kanker yang memerlukan biaya puluhan juta rupiah nah itu akan ditanggung oleh perusahaan asuransi yang menjual unit link. Untuk para nasabah asuransi yang kebetulan membeli unit link dan disertakan dalam satu polis misalnya biaya rawat inap sebetulnya tuh pakai uang sendiri yang diakumulasikan dengan biaya premi, kalo tidak ada resiko sampai masuk rumah sakit itu artinya uang terbuang percuma setiap kali saat membayar premi berkalanya karena uang premi terpotong untuk bianya perwatan inap " Maaf jadi dibayarkan oleh Perusahaan Asuransi sebetulnya kurang tepat" lebih baik membeli dua polis yang satu murni UL dan yang lain untuk kesehatan.

MOHON HATI - HATI UNTUK PARA NASABAH.

UNIT LINK yang benar adalah bila seorang agen menjual dengan jujur bahwa Nasabah secara otomatis mendapatkan PROTEKSI PENYAKIT KRITIS. nah ini yang harus diperhatikan oleh para calon nasabah bila membeli UL misalnya ada berapa jumlah penyakit kritisnya kalo cuma Typus dan sejenisnya saya yakin para nasabah sanggup membayar biaya perawatan tapi kalo misalnya Jantung, Lupus dan penyakit bandel yang lain nah ini akan betul-betul dirasakan manfaatnya bagi nasabah Mengutip dari MArio Teguh Membayar Pakek Uang Kecil Untuk Mendapatkan Uang Yang Lebih Besar BUKAN membayar pakek uang UNTUK mendapatkan UANG KECIL. Moga bermanfaat.


Erwin Haryo

Sabtu, 18 Februari 2012

Himalaya Pelindung Bidik Premi Tumbuh 20%

PT Asuransi Himalaya Pelindung, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kerugian, mencatatkan perolehan premi bruto (gross written premium/GWP) sebesar Rp180 miliar pada 2011, tumbuh 20% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Budi Hartono Purnomo, Wakil Presiden Direktur Himalaya Pelindung mengatakan penjualan pada lini bisnis asuransi properti dan kendaraan bermotor menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan perolehan premi pada tahun lalu.

Dia menuturkan sebanyak 40% atau sekitar Rp72 miliar merupakan premi bruto yang diperoleh dari lini bisnis asuransi properti. Di sisi lain, ujarnya, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor juga menyumbang perolehan premi bruto hingga 40% atau Rp72 miliar.

Sementara itu sebanyak 10% atau Rp18 miliar bisnis berasal dari lini usaha asuransi pengangkutan dan 10% atau Rp18 miliar lainnya berasal dari berbagai lini usaha antara lain surety bond, kecelakaan pribadi (personal accident/PA), dan tanggung gugat (liability).

“Dari total premi bruto sebesar Rp180 miliar, sebanyak Rp150 miliar [83,3%] adalah premi netto. Hanya Rp30 miliar yang dilimpahkan ke perusahaan reasuransi,” ujarnya, hari ini Rabu 8 Februari 2012.

Menurut Budi, jalur distribusi yang memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan premi yaitu jalur pemasaran langsung (direct marketing) melalui kantor cabang.

Jalur distribusi tersebut, ujarnya, memberikan kontribusi hingga 50% terhadap keseluruhan premi bruto atau sekitar Rp90 miliar. “Saat ini kami memiliki 38 kantor cabang dan pemasaran yang tersebar di berbagai daerah,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, perolehan premi yang datang melalui broker asuransi mencapai 30% (sekitar Rp54 miliar) dan melalui jalur keagenan mencapai 20% (Rp36 miliar).

“Sekarang kami punya 300-an agen. Rencananya mau dinaikan sebesar 20% pada tahun ini,” ujarnya.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, ke depan, perusahaan akan fokus pada pasar ritel dan komersial, antara lain penutupan rumah tinggal, pertokoan, serta tempat-tempat usaha.

Budi menuturkan akan memperbesar porsi bisnis ritel menjadi 40% pada tahun ini. Strategi yang akan dilakukan untuk memperbesar jenis pasar tersebut antara lain promosi, kunjungan, dan pembinaan agen.
Berdasarkan situs resmi perusahaan, Himalaya Pelindung adalah perusahaan asuransi kerugian yang dimiliki oleh perseorangan antara lain Kornelius Simanjuntak, Budi Hartono Purnomo, dan Josef Sunarwinto masing-masing sebesar 38%, 38%, dan 24%.

Secara umum, perseroan membagi produknya ke dalam segmen korporasi yaitu asuransi keuangan, papan reklame, dan gempa bumi, serta segmen ritel yaitu asuransi pelindung rumah, kecelakaan motor, asuransi motor, dan asuransi teroris-sabotase. (faa/Anggi Oktarinda)
http://www.bisnis.com/articles/bisnis-asuransi-himalaya-pelindung-bidik-premi-tumbuh-20-percent

Jasindo Perbanyak Jumlah Agen di Segmen Ritel

JAKARTA: PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), badan usaha milik negara yang bergerak di bidang asuransi kerugian, akan menambah setidaknya 100 agen di empat wilayah pemasaran segmen asuransi ritel yang potensial pada tahun ini.

Direktur Ritel Asuransi Jasindo Soeranto mengatakan pihaknya akan menambah rata-rata 25 agen baru per cabang di empat wilayah pemasaran yang potensial untuk segmen asuransi ritel antara lain Bandung, Surabaya, Medan, dan Palembang.

“Potensi pasar di segmen asuransi ritel yang dapat terus ditingkatkan. Saya lihat ada beberapa wilayah dengan potensi pasar ritel yang bagus, antara lain Bandung, Surabaya, Medan, dan Palembang. Kami akan memfokuskan penambahan jumlah agen di wilayah tersebut,” katanya kepada Bisnis, hari ini Selasa 7 Februari 2012.

Sampai sekarang, ujarnya, total agen yang dimiliki oleh perseroan mencapai 400 – 500 agen. Dengan penambahan baru tersebut, maka jumlah agen asuransi Jasindo pada akhir tahun dapat tumbuh menjadi 500 – 600 agen.

Selain itu, ujarnya, perseroan juga akan menambah satu kantor cabang dalam waktu dekat untuk melengkapi 85 unit kantor jaringan eksisting yang terdiri dari 49 kantor cabang dan 36 kantor penjualan.

Jasindo merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang asuransi kerugian dengan 75% bisnis berasal dari segmen korporasi dan 25% berasal dari segmen ritel. (faa/Anggi Oktarinda)
http://www.bisnis.com/articles/ekspansi-usaha-jasindo-perbanyak-jumlah-agen-di-segmen-ritel

BNI Life Proyeksikan Laba Melesat 900%


JAKARTA: PT BNI Life Insurance menargetkan perolehan laba bersih hingga akhir 2012 bisa menembus Rp45 miliar atau melesat 900% dibandingkan dengan pencapaian akhir tahun lalu yang senilai Rp5 miliar.

Direktur Utama BNI Life Junaedy Ganie mengatakan tahun ini pihaknya memiliki sejumlah proyeksi kinerja yang meningkat signifikan dibandingkan dengan pencapaian 2011.

"Tahun ini kami memiliki target laba meningkat hingga 900% atau bisa mencapai Rp45 miliar," katanya kepada Bisnis pagi ini 3 Februari 2012.

Junaedy menjelaskan proyeksi laba yang melesat itu dapat dicapai dengan pertumbuhan premi dan pertumbuhan hasil investasi yang diharapkan juga meningkat signifikan.

Perseroan menargetkan perolehan pendapatan premi sebesar Rp1,8 triliun pada 2012 atau tumbuh 67% dibandingkan dengan perolehan premi 2011. Sementara itu, hasil investasi diproyeksikan dapat mencapai Rp360 miliar dengan jumlah dana investasi sebesar Rp3,4 triliun.

Sebanyak 72% dari total target perolehan premi pada tahun ini diproyeksikan berasal dari bisnis baru, yaitu sebesar Rp1,3 triliun. Sementara itu, sebanyak 28% atau sekitar Rp500 miliar ditargetkan bisa diraup dari renewal business.

"Kami akan menerapkan sejumlah terobosan yang meliputi berbagai aspek seperti sistem informasi dan teknologi, sumber daya manusia, proses bisnis, layanan, dan jaringan," ujarnya [Bisnis 2 Februari 2012]

Selama 2011, laba bersih BNI Life anjlok 56% dari Rp11,4 miliar pada 2010 menjadi Rp5 miliar. Turunnya pendapatan premi disebabkan adanya perubahan kebijakan manajemen yang menghentikan pemasaran produk Optima Saving yaitu produk investasi berbasis premi tunggal mulai awal 2011. Kondisi itu menyebabkan turunnya pendapatan premi unit bancassurance hingga 25%.

Junaedy menuturkan salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai angka target pertumbuhan 2012 yang tinggi tersebut adalah memperkuat pertumbuhan bisnis bancassurance dengan cara meningkatkan sinergi bisnis dengan induk perusahaan, BNI.

Dia memaparkan masih banyak potensi bisnis bancassurance melalui sinergi dengan BNI yang dapat dikembangkan. Hal ini lantaran hingga saat ini baru sebagian kecil potensi bancassurance BNI yang digarap BNI Life.

Di sisi lain, lanjutnya, potensi pertumbuhan premi bancassurance pada bank di luar BNI juga sangat besar seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan yang rata-rata mencapai 25%--30% per tahun.

"Untuk memanfaatkan peluang ini, penetrasi premi bancassurance akan ditingkatkan dengan kerjasama yang lebih intensif dan diikuti perbaikan di semua lini baik dari sisi produk, SDM, IT, proses bisnis, layanan, dan penambahan outlet," ujarnya.

Per September 2011, BNI Life memiliki 3.441 agen profesional yang tersebar di 55 kantor pemasaran di 27 kota. BNI Life juga memiliki 1,1 juta peserta asuransi kumpulan dan 66.000 pemegang polis asuransi jiwa. (faa)
http://www.bisnis.com/articles/kinerja-asuransi-bni-life-proyeksikan-laba-melesat-900-percent

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites